Tipu Daya Marsekal Perancis Merebut Jembatan

Penulis: Artaqi Bi Izza

Editor: Raihan Risang A.P


("The Surprise on the Danube Bridge” oleh Guillaume-Guillon-Lethiere. Diambil melalui Age of Napoleons pada 25 Maret 2021)


        Sebagai buntut dari Kampanye Ulm pada tahun 1805, yang berpuncak pada kemenangan Kaisar Napoleon Bonaparte atas tentara Austria, pasukan Austro-Rusia mundur ke utara sungai Danube, dan berharap untuk berkumpul kembali dengan menempatkan sungai di antara mereka dan kejaran Perancis. Untuk itu, semua jembatan yang membentang di Sungai Danube diberi jebakan dengan bahan peledak untuk mencegah Perancis menyebrang. Sementara itu, negosiasi perdamaian sedang berlangsung saat pasukan Perancis mendekati ibu kota Austria, Wina di sungai Danube. Agar tidak mengacaukan negosiasi, pihak Austria tidak meledakkan semua jembatan yang ada, tetapi tetap memerintahkan mereka untuk diledakkan jika Perancis berusaha merebutnya secara paksa. Salah satunya adalah Jembatan Tabor di Spitz, yang dipercayakan kepada Count Auesberg.


        Dalam lingkungan permusuhan yang tidak pasti kapan berakhir antara gencatan senjata dan peperangan, barisan depan pasukan Perancis mendekati Jembatan Tabor pada 13 November, dan berhenti. Dua dari komandan Napoleon, Marsekal Jean Lannes dan Joachim Murat, kemudian dengan santai berjalan ke jembatan, hanya dengan  Aides-de-camp mereka.  Mereka seolah tidak peduli saat pasukan penjaga Austria yang bingung mengarahkan senapan ke dada mereka dan member tembakan peringatan. Hal ini disambut gelak tawa  oleh kedua marsekal yang mengekspresikan kesenangan mereka atas gencatan senjata yang "baru saja selesai" dan perjanjian perdamaian yang akan segera diresmikan. Mereka kemudian meminta untuk melihat komandan mereka, Count Auesberg, dan bertanya apakah dia sudah pergi untuk menghadiri upacara penandatanganan perdamaian.


        Saat seorang utusan dikirim untuk menjemput Count Auesberg, Lannes dan Murat mengobrol dengan para penjaga untuk mengalihkan perhatian mereka dari tentara Perancis yang akan  menyeberangi jembatan. Seorang sersan Austria mencurigai adanya tipu muslihat dan mencoba menyalakan sumbu ke bahan peledak, tetapi Lannes memadamkannya, memarahi sersan itu karena mencoba menghancurkan properti umum, lalu duduk di atas meriam sambil menghisap pipa. Murat terus mengajak berbicara para penjaga, dan ikut duduk di atas meriam sembari menunggu Count Auesberg tiba.

(Marsekal Perancis Jean Lannes)

        Pada saat yang sama, pasukan Grenadier Perancis dipimpin Jenderal Oudinot mulai mendekati jembatan. Count Auesberg tiba dan terpesona oleh kedua Marsekal Perancis terkenal yang memperlakukannya dengan sangat sopan. Dia memperayai cerita gencatan senjata itu sepenuhnya. Ketika Grenadier Perancis mulai menyebrangi jembatan, seorang sersan artileri Austria, akhirnya menyadari semua tipu muslihat tersebut, berlari ke Count Auesberg dan memberitahunya bahwa pasukan Perancis ada di sini dan akan mengambil alih jembatan. Marsekal Murat, dengan sikap ramah tamahnya, berkata kepada Count Auesberg, "apakah ini disiplin Austria yang terkenal? Apakah Anda mengizinkan bawahan untuk berbicara dengan Anda dan memberi Anda perintah?". Count Auesberg, karena malu dan sekaligus terpesona, memerintahkan sersan yang kurang ajar itu ditangkap.


(Marsekal Joachim Murat)


    
    Kemudian, pasukan Grenadier Perancis melemparkan bahan peledak dari jembatan ke sungai, menyeberang dan mengambil artileri Austria. Itu adalah tipu muslihat brilian yang memungkinkan pasukan Perancis merebut Jembatan Tabor tanpa korban dan tanpa perlawanan banyak, semua karena kecerdikan Marsekal Lannes dan Murat. Kurang dari sebulan kemudian, pasukan Perancis menghancurkan gabungan pasukan Austro-Rusia di Austerlitz, pertempuran yang dianggap sebagai mahakarya dalam karier Napoleon. 


        Sementara itu Count Auesberg yang malang diadili karena tidak kompeten. Pengadilan militer menjatuhkan kepadanya hukuman berupa pemecatan, kemudian diseret melalui jalan-jalan Wina dengan rintangan dan akhirnya dihukum mati di tangan algojo publik. Hukuman serupa dijatuhkan pada Marsekal Mack, atas kekalahannya di Ulm. Namun akhirnya kedua kasus tersebut, hukuman mati diubah menjadi penjara seumur hidup. Mereka menjalani hukuman selama sepuluh tahun dan kemudian dibebaskan, tetapi dirampas dari jabatan mereka, diusir dari jajaran bangsawan dan ditolak oleh keluarga mereka. Keduanya meninggal, tak lama setelah mereka dibebaskan.


Sumber dan Rujukan :

Chandler, David. 1966. The Campaigns of NapoleonNew York City: Scribner.


Leenhardt, Bertrand. 2015. Bulletin n° 3 14 Novembre 1805 : Prise Des Ponts De Vienne. Montpellier : Cercle Napoléonien.


Marbot, Marcellin. 2000. The Memoirs of General the Baron de Marbot (Diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh Oliver C. Colt). Project Gutenberg Etext. 

Komentar