Oleh: Muhammad Fachrul Rabul
Editor: Donny Wijaya & Rachmad Ganta Semendawai
Illustrasi: Rachmad Ganta Semendawai |
“Kami adalah sekelompok anak muda yang bergabung dan membentuk sebuah band yang bertujuan untuk menyanyikan lagu-lagu lama dan juga baru dengan aransemen yang telah dimodif tanpa menghilangkan nuansa penyanyi aslinya.” -McCartney (Personil The Beatles)
Siapa tidak kenal
dengan band legendaris yang dianggap
sebagai band terbesar sepanjang masa
ini? Ya. The Beatles sukses mencuri hati orang-orang di seluruh dunia dengan
gaya baru yang mereka bawa. Mengabungkan antara musik lama dan musik baru
dengan sentuhan yang berbeda. Dalam kurun 1960-1970, semua musisi dan band berkiblat pada The Beatles.
Kesuksesan besar yang diperoleh band ini
tidak terlepas dari pengaruh empat personel mereka, yaitu John Lennon, Paul
McCartney, Ringo Starr, dan George Horrison dalam membawakan setiap lagunya.
The Beatles bermula
dari sebuah band kecil bernama The
Quarrymen yang terbentuk pada bulan Maret 1957 oleh Lennon ketika ia berusia enam
belas tahun. Beberapa bulan kemudian, Paul McCartney bergabung dengan Lennon
dan The Quarrymen. Pada saat itu, McCartney masih berusia lima belas tahun.
Setahun kemudian, George Horrison—teman Paul McCartney—sewarsa lebih muda
bergabung dengan The Quarrymen.
Pada Tahun 1959, dengan
bergabungnya Stuart Scutliffe, teman Lennon dan Pete Best, melengkapi posisi
kosong yang ada di formasi The Beatles. The Quarrymen—permulaan dari The
Beatles—memiliki formasi awal John Lennon (vokal dan gitaris), Paul McCartney
(vokal dan gitaris), George Horrison (vokal dan gitaris), Stuart Scutliffe
(bas), dan Pete Best (drum).
Dalam perjalanannya,
The Quarrymen berkali-kali mengganti nama hingga didapatilah nama ‘The Beatles”.
Hingga kini, nama tersebut masih populer di seluruh dunia. Personil yang
mengisi posisi The Beatles pun saling silih berganti datang dan pergi. Saat
masa awal The Beatles terbentuk, mereka mengisi show dari klub ke klub di Liverpool.
Tahun 1960, manajer The Beatles berhasil mendapatkan kontrak
di Hamburg, tetapi hanya beberapa bulan hingga akhir tahun 1960. The Beatles
terpaksa dipulangkan ke Liverpool akibat George Horrison masih di bawah umur
untuk bekerja di sana. Kembalinya ke Liverpool, The Beatles mulai terkenal
ketika tampil di klub Canvern. Setiap mereka tampil selalu riuh dan ramai.
Hingga pada tahun 1961, mereka kembali ke Hamburg untuk merekam lagu pertama
mereka yang rilis secara resmi berjudul “My Bonnie”. Setelah merekam lagu “My
Bonnie”, mereka pulang ke Liverpool,
tetapi Scutliffe tetap tinggal di Hamburg karena penyakit dan wafat disana.
Sepulang kedua kalinya dari Hamburg, The Beatles kembali
rutin manggung di klub Canvern. Di klub tersebut pada November 1961, mereka
bertemu Brian Epstein, pemilik toko musik North End Music Store (NEMS) di
Liverpool. Epstein mengenal The Beatles dari seorang pelanggannya yang menanyakan lagu “My Bonnie”. Epstein
terpesona melihat penampilan The Beatles sehingga kemudian menjadi manajer The
Beatles sejak Januari 1962. Epstein menawarkan tape demo The Beatles ke studio-studio rekaman di seluruh Inggris,
dan berulang kali ditolak.
Arkian,
The Beatles diterima di Parlophone Records, anak perusahaan EMI Records, dengan
produsernya George Martin. Martin memberikan syarat agar The Beatles diterima
kepada Epstein dengan memecat Pete Best yang dianggap tidak berkompeten. Posisi
kosong yang ditinggalkan oleh Best, diisi oleh pemain bas sewaan bernama Andy
White. Andy White mengisi soundtrack pertama
mereka berjudul “Love Me Do”. Lagu tersebut langsung bertengger di urutan ke-17
tangga lagu Inggris bersamaan dengan “P.S I Love You”. Terus berjalannya waktu,
akhirnya The Beatles dipertemukan dengan Richard Starkey (dikenal dengan nama
Ringo Starr) yang baru keluar dari Rory Storm dan The Hurricanes. Kehadiran Ringo
Starr membentuk formasi baru The Beatles. Untuk menarik fan dan kepentingan
komersil, Epstein mewajibkan anggota The Beatles berpakaian rapi dan berdasi
ketika tampil dipanggung. Model ini menjadi ciri khas dari The Beatles yang
selalu diingat.
Jalan
terjal menuju kesuksesan akhirnya dilewati oleh sekawan itu. The Beatles pun
mendapatkan ketenaran dan popularitas. Pada tahun 1963, mereka mengeluarkan
album pertama yang berjudul “Please Please Me”. Melejitnya The Beatles tidak terlepas dari setelan dan gaya
rambut mereka yang berbeda dari pemusik-pemusik lain pada masa itu. Ditambah
lagi, kemampuan mereka yang memang diakui luar biasa. Hal tersebut mempercepat
The Beatles makin dikenal hingga kancah internasional.
Tak diragukan lagi, The
Beatles dicap sebagai band fenomenal
dengan penjualan lagu mereka yang meledak. Lagu-lagu tersebut seperti “I Wanna
Hold Your Hand”, yang menjadi lagu paling hit dengan menduduki nomor satu di
tangga lagu musik Amerika. Selanjutnya, terdapat “Saw Her Standing There”, “Twist
and Shout”, “She Loves You”, “Love Me Do”, “Yesterday”, “A Hard Days Night”, “Ob La Di Ob La Da”, dan “Something”,
yang tetap menjadi hit di Amerika.
Kreativitas The Beatles
dalam bermusik, terbilang jenius karena mengusung tema-tema musik yang tak lazim
atau tak seperti biasanya. Hal tersebut menjadikan The Beatles sebagai role model atau kiblat bineka aliran musik di berbagai belahan
dunia. The Beatles banyak melakukan bermacam eksperimen dalam bermusik. Eksperimen
tersebut melahirkan musik aransemen baru yang indah, tanpa mengubah nuansa dari
musik yang mereka ubah. The Beatles awalnya membawakan genre musik Rock and Roll sebagai dasar bermusik
mereka.
ilustrasi oleh Rachmad Ganta Semendawai |
Lamun, daya kreatif
membuat mereka menggabungkan unsur Rock
and Roll dengan genre musik lain seperti Psychedelic Rock, Experimental, Ballads, Barat dan India klasik
sebagai bagian dari eksperimen musik The Beatles. Eksperimen musik
tersebut—sekali lagi—terbilang jenius karena menjadi bagian musik masa kini,
yang dilakukan pada era keemasan The Beatles (1960-1970),
Lahirnya musik-musik
baru tersebut, tidak akan pernah terlepas akibat kepiawaian Lennon dan McCartney
dalam mencipta aliran musik baru yang dibawakan oleh Beatles. Pada masa itu, mereka
berdua menjadi motor penggerak era kejayaan The Beatles. Pernyataan bahwa tidak
ada musisi dunia yang tidak terinspirasi dari The Beatles juga diakui salah
satunya oleh David Foster seorang arranger musik
ternama asal Amerika Serikat. David Foster menyatakan bahwa setelah era The
Beatles tidak ada musisi yang tidak terpengaruh oleh The Beatles. The Beatles
membawa pengaruh besar terhadap revolusi sosial budaya dekade 1960-an.
Foster juga
mengungkapkan bahwa The Beatles di sepanjang karirnya sudah memainkan
dasar-dasar musik modern era sekarang. Dengan demikian, musisi modern saat ini
tinggal meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh John Lennon dkk. melalui
eksperimen musik yang sudah mereka lakukan. Tak ada yang ragu jika
aliran-aliran musik seperti Pop, Pop Rok, Rock
n Roll, Hard Rock, Blues, Heavy Metal, Slow Rock, Alternatife, Soul Music, hingga Techno Music yang tren saat ini, berakar dan dipengaruhi oleh gaya
musik The Beatles.
Sampai saat ini, The
Beatles telah menjadi pembangkit roh musik era modern yang telah menginspirasi
banyak musisi dunia. Beatles juga disebut-sebut sebagai yang paling
bertanggungjawab atas kemunculan band-band
baru setelahnya. Sebut saja McJagger, vokalis orkes The Rolling Stone, yang
memang bersahabat dengan John Lennon. Lagu “I Wanna Be Your Man” merupakan pemberian
John Lennon yang dibawakan oleh Jagger. Freddy Mercury bersama grup Queen juga
terinspirasi oleh Beatles. Tak pelak pulak pula nama-nama beken lain seperti
Led Zeppelin, Bee Gees, CCR, Aerosmith, U2, Elton John, Nirvana, Bon Jovi,
David Bowie, Blur, Radiohead, Green Day, Coldplay dan tentu saja Oasis (1994).
Oasis dipandang sebagai band “anak
kandung” dari The Beatles sekaligus pemuja Beatles. Orkes tersebut secara vulgar
banyak mengadopsi aliran musik The Beatles ke dalam lagu-lagu mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander Heryanto, (2016, 18 Oktober). Kisah di Balik Bubarnya The Beatles. Dari Tirto.id di akses pada pukul 20.23 WIB, 27 September 2019
Erang, Theodorus, 2014. Walking With The Beatles. Yogyakarta: Amazing Books
Turner, Steve, 2009. The Beatles - The Stories Behind The Song 1967-1970. Liverpool: Charlton Book
Lewisonh, Mark, 2013. Tune In: The Beatles: All These Years. London: NME Book
DAFTAR PUSTAKA
Alexander Heryanto, (2016, 18 Oktober). Kisah di Balik Bubarnya The Beatles. Dari Tirto.id di akses pada pukul 20.23 WIB, 27 September 2019
Erang, Theodorus, 2014. Walking With The Beatles. Yogyakarta: Amazing Books
Turner, Steve, 2009. The Beatles - The Stories Behind The Song 1967-1970. Liverpool: Charlton Book
Lewisonh, Mark, 2013. Tune In: The Beatles: All These Years. London: NME Book
Yang nulis by admin tu adminnya siapa?
BalasHapusHadeehhh
BalasHapus