"Katanya"



Diperkosa oleh waktu, diterlantarkan oleh dunia, begitu kejam jagat ini.

Setelah puas bermain, mereka pergi meninggalkanku, terkurung dalam sangkar kesunyian yang dirajut dengan asa kesepian.  

Mau melawan, tapi mereka bukan lawan.

Sungguh bodoh diriku ini, terbuai akan janji yang tak pasti 

Katanya Hidup adalah sebuah pilihan, di mana kamu bebas memilih ini dan itu. 

Katanya hidup adalah sebuah petualangan, yang bebas kamu jelajahi hingga kemudian hari. 

Katanya hidup adalah sebuah misteri yang tidak kita ketahui apa yang terjadi dikemudian hari. 

Tapi itu semua hanya katanya, entah bagaimana peraturan yang tak tertulis mengatur semua ini.  

Ketika agama dijadikan pembatas akan persaudaraan... 

Ketika suku dijadikan sebuah pembanding dalam kehidupan... 

Bahkan ketika gender dijadikan sebuah alasan untuk berkuasa... 

Di manakah letak keadilan yang sebenarnya.  

Katanya kesetaraan gender, tapi kami tetap saja di anggap lemah, tak berdaya dan tak memiliki kekuatan.  

Katanya kami memiliki hak yang sama dengan lelaki, tapi pada kenyataannya kami masih di anggap kurang berani.  

Alangkah lucu duniaku. Begitu lucu hingga aku ingin menangis.  

Kita hidup dimana semuanya berasal dari katanya dan tak tahu kebenaran sebenarnya... 

Hidup dalam omongan-omongan orang yang tak berani mempertangung jawabkan kata-kata mereka.  

Aku lelah, mendengarkan "katanya"

-Andara Agustina Devi-

Komentar