Suka-suka Kau Saja Erwina

Suka-suka Kau Saja Erwina
Aku membuat pisi bukan untukmu
Entah nantinya kau menangis atau mencaci
Suka-suka kau saja Erwina
Puisi ini bukan untukmu
Aku membuat puisi bukan untuk orang lain pula
Mau kau percaya atau acuh
Suka-suka kau saja Erwina, suka-suka kau....

Memang pernah kau sekali peduli?
Belum kurasa, atau asumsiku saja
Ah, tapi itu suka-suka aku saja
Suatu waktu apala meledak tangismu karena puisiku,
Sekali lagi itu bukan unutkmu
Atau apabila kebisuanmu itu memuncak
Lalu kau jadikan tawa, itu juga bukan untukmu
Eh, tapi sebentar, memang kau akan begitu?
Tidak kurasa

Ah, tapi itu suka-suka kau saja Erwina
Aku merasa hilang akal setiap terpikir kau
Padahal kau tidak, sama sekali
Dan kau tahu Erwina? Bakal jadi gila aku
Jika kau menanyakan kenapa puisiku aku buat bukan  untukmu
Biar aku jawab selama aku masih sadar
Karena aku mencipta puisi untuk kau, dan bukan membuat
Keheranan kau Erwina
Kau maki aku tak jelas, dikira kau aku ini gila
Bodoh, tak punya akal
Ya memang karena siapa aku seperti yang kau sebutkan?
Kau Erwina, kau.....
Biar aku katakan alasanku, baru kau boleh lanjutkan
Tuhan mencipta manusia, manusia membuat alat
Aku paham sampai sini Erwina? Jelas belum.....
Mana pernah kau paham soal begitu

Bagiku seorang penulis puisi adalh tuhan bagi puisinya’
Dia bisa mencipta kiamat dini, tapi dalam puisinya
Dia bisa menguras laut, meniup matahari hingga dingin, tapi dalam puisinya

Aku mencipta puisi untuk kau Erwina, Kau.....
Manisia yang kubacakan puisiku ini adalah kau
Jika aku hanya membuat puisi untuk kau, erwina
Maka kau tak ubahnya alat yang dibuat mahluk
Yang dicipta, bukan dibuat
Alat erwina, mesin, kau pasti mengerti maksudku
Mati, dingin, diatur, di gerakkan
Untuk apa aku membacakan syair-syairku
Padahal tidak akan didengar atau di rasa

Maka aku mencipta puisi untuk kau erwina
Untuk kau....

Kau masih belum paham juga?
Oh, kau masih saja saja sama erwina,
Masih sama....

Suka-suka kau saja erwina.....
Kau mau diam atau sebaliknya
Atau kebalikan dari sebaliknya tadi
Sama saja erwina, kau tetap sama

Tapi, erwina...
Kau harus tahu, sekali lagi erwina
Kau harus tahu
Jika puisi adalah cinta dan bukan hobi atau suka
Kau tentu tak akan menjatuhkan itu pada sebuah benda mati
Yang dingin, diatur dan mati

Begitupun aku,
Mencipta puisi untuk kau erwina, untuk kau

Ah, sepertinya kau tetap tak paham
Kau ini masih sama, erwina...... erwina......
Yah, tapi itu suka-suka kau saja

Karya: ilham Iqomatudien

Komentar