Sanskerta Prahara Bulu Tangkis Indonesia


Salam Literasi, STUPA MERAH!
“Kau yang mulai, Kau yang mengakhiri..”
Penggalan lirik lagu dari Rhoma Irama tersebut mengingatkan kembali dengan keadaan kawula muda. Keadaan bagi setiap kawula muda terutama bagi mereka yang disebut “mahasiswa”. Sebuah proses pembelajaran bagi setiap mahasiswa untuk mempertanggungnjawabkan sesuatu yang sudah dimulainya, yaitu untuk menyelesaikannya. Amanat yang besar bagi kami sebagai bagian dari mahasiswa khususnya mahasiswa sejarah untuk menghadirkan Sanskerta dengan menjaga kualitas dan tepat waktu dalam penerbitannya. Tentu hal ini juga tidak bisa lepas dari proses panjang untuk terus belajar memulainya dari mengagas tema hingga sirkulasi sebagai penyelesaiannya. Sistem proses yang memutar dan terlihat menjenuhkan ini, tidak dapat diukur secara kecil dan pendek. Butuh perluasan pandangan untuk melihat bahwa hal ini masih proses panjang yang akan terus berputar. Sebuah petanggungjawaban yang sebenarnya ialah dapat menyelesaikan hal-hal yang dianggap kecil, meski itu kadang menyakitkan. Karena sebagai mahasiswa proses panjang ini akan terus disuarakan, maka perlu juga sampai pada tindakan.
Sebagai penyelesaian, Buletin Sanskerta edisi terakhir ini mencoba menceritakan kembali peristiwa bersejarah tentang bulutangkis dengan Tragedi Scheele tahun 1967 yang terjadi di Indonesia. Pemain-pemain bulutangkis dari Indonesia yang saat itu sedang mengalami kejayaan. Rudi Hartono salah satu sosok pemain yang kami angkat pada rubrik tokoh. Perjuangan Rudi Hartono yang panjang dengan proses latihan yang keras telah mengantarkannya untuk mengharumkan nama Indonesia dikancah dunia.
Pada rubik prespektif, kami mencoba menuangkan pemikiran tentang peran film dimasa Orde Baru dibawah pengaruh militer untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan negara dari bahaya ideologi komunis. Disisi lain, perjalanan panjang Zen RS yang merupakan mahasiswa ilmu sejarah dengan latar belakang pendidikan olahraga dapat mempersatukan budaya literasi di media online. Di pertengahan 2011, Zen dengan kawannya, Andreas Marbun mendirikan Panditfootball.com. sebagai salah satu situs analisis sepakbola yang cukup terkemuka di Indonesia. Kemudian di rubrik intip, kami mencoba menceritakan sejarah shuttlecock yang sangat berkaitan dengan bulutangkis.
Sekiranya itulah yang menjadi kajian kami pada edisi terakhir pada periode Sanskerta tahun  ini. Kajian edisi ini merupakan penutup secara kepengurusan divisi PH di HMIS, namun kami yakini ini akan membuka pintu-pintu bagi siapa saja yang ingin berproses untuk terus berkarya untuk menghadirkan Sanskerta. Sehingga, perlu adanya masukan kritikan dan saran dari seluruh pembaca setia Sanskerta agar dapat dijadikan tempat berkaca untuk berbenah dan belajar. Akhir kata, selamat “menjelajah waktu dan peradaban bulutangkis Indonesia” .

Komentar