Sanskerta PAHITNYA SEJARAH GULA DI JAWA



PAHITNYA SEJARAH GULA DI JAWA

Pada edisi kali ini, kami hadir untuk mempermanis perenungan kita terhadap sejarah bangsa ini. Gula produksi Nusantara adalah “Yang Manis dari Masa Lalu”. Di masa silam bahkan hingga saat ini Indonesia menjadi salah satu Negara pengekspor gula terbaik. Dalam kancah perdagangan Dunia, pamor gula Nusantara mendapat tempat yang sangat istimewa. Kualitasnya jempolan. Nampaknya inilah salah satu hal yang membuat Belanda begitu tergoda, hingga enggan melepasnya barang sesaat. Ya, gula adalah emas di masa lalu. Baik VOC maupun Kerajaan Belanda, mendapat keuntungan yang besar dari gula Nusantara. Gula juga diwajibkan Johannes van den Bosch dalam Cultuurstelsel-nya.  Gula  lalu menjadi salah satu penyelamat kas Negara pasca defisit Perang Diponegoro. Namun nan jauh di tanah Hindia Belanda, ribuan warga pribumi menjadi tumbal. Tersiksa dan terjajah, sebagian lagi bahkan meregang nyawa. Manisnya sari tebu yang dihasilkan dari tanah leluhurnya nyatanya tak mampu dinikmati lahir batin.

Tuan Besar Gubernur Jendral Van den Bosch akan turut hadir dalam rubrik tokoh. Pada rubrik ini, kami akan mengajak anda untuk mengenal “si pahlawan” kas negara pasca Perang Diponegoro.

Perenungan atas pahitnya sejarah Gula tidak kami niatkan untuk mengajak anda tenggelam dalam kepedihan masa lalu. Justru dari sana lah masa depan yang cerah harus segera terbit. Oleh karena itu, untuk rubrik-rubrik berikutnya, kami mengajak anda untuk menyelami hal-hal kecil di sekitar kita yang mungkin dianggap sepele namun penting untuk dibicarakan.

Mengutip apa yang diungkapkan oleh Septiawan Santana bahwa Menulis itu ibarat ngomong, maka kami harapkan apa yang bisa tersaji pada edisi kali ini mampu dipahami secara sederhana oleh pembaca sekalian, layaknya sebuah diskusi yang hangat. Selamat menikmati Sanskerta dengan segala kekurangannya. 

DOWNLOAD SANSKERTA PDF

Hargailah karya orang lain, jika mengutip dimohon mencantumkan sumber.  

Komentar