Mengapa Dia?

Mengapa Dia?



Oleh: Devi Ellok W



Entah apa yang ada di benak hati hingga saya mampu menjatuhkan pilihan pada dia, saya tidak berfikir panjang, hati ini terketuk untuk memilihnya. Padahal dahulu saya tidak pernah memimpikannya ataupun mendambakannya. Aneh tapi nyata untuk saya.Selain itu masih banyak yang lebih daripada dia,serta banyak di dambakan oleh seorang calon inspirator. Terkadang hingga ratusan juta mereka rela membelinya untuk menerobos dinding hatinya. Tapi dia? dia tidak terlihat, yang melirikpun dapat terhitung oleh jari. Tapi saya dengan berani memilihnya,bahkan ketika saat itu banyak yang menggoyahkan tekad saya, mereka-mereka semua yang tidak pernah yakin oleh takdir Tuhan.Mereka berkata "mau jadi apa nanti kamu? yang lebih bagus masih ada, mending yang lain aja." Itulah kata-kata yang sering saya dengar setiap hari, terkadang hati inipun resah dengan bisikan itu.
Buat saya tidak ada yang perlu disesali telah memilihnya. Saat ini hanya syukur yang dapat diucapkan. Di balik kata syukur itu terdapat banyak sekali hikmah serta pemikiran yang luas terjadi oleh saya. Bagaimana tidak, dia memang tidak banyak yang melihatnya. Tetapi taukah dia memiliki banyak sekali hal yang tidak dimiliki oleh yang lain, dia terlupakan oleh mereka namun sebenarnya dia amat penting untuk kita dan negeri ini.

Tahukah engkau wahai saudara-saudaraku, bahwa negeri ini sekarang krisis kepemimpinan yang nyata. Bagaimana tidak, penghuni negeri ini sudah melupakan peristiwa-peristiwa di masa lampau. Sehingga negeri kita menjadi seperti ini. Negeri yang tidak melestarikan budayanya, negeri yang lebih mementingkan harta,tahta, dan wanita, mengerikan sekali.Bukankah pernyataan saya ini benar? coba renungkan baik-baik pernyataan saya itu.
Karena 3 hal tersebut banyak para pemimpin yang korupsi, banyak para pemimpin berlomba-lomba ingin mendapat kursi raja, para kaum adam serta generasi muda tergila-gila oleh wanita. Miris negeri ini kawan, negeri yang kaya akan budayanya namun lupa akan sejarahnya.
Karena itulah saya memilih sejarah, saya tidak ingin menjadi orang yang bodoh. Orang yang tidak pernah belajar pada masa lalu sehingga selalu melakukan kesalahan yang sama. Saya ingin menjadikan negeri ini lebih baik lagi dengan belajar dari masa lalu.

Bukankah ada pepatah mengatakan bahwa bangsa yang besar, bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Sering sekali kita mendengar dan melihat kata-kata itu ketika masih menjadi seorang siswa. Tetapi kenapa kita tidak pernah merenungkannya. Marilah saudara-saudaraku kita jadikan negeri ini menjadi lebih baik lagi dengan mempelajari sejarah, mengambil hikmah dan menerapkannya dalam kehidupan yakinlah bahwa negeri ini dalam hitungan jari akan menjadi bangsa besar yang berjaya di jagad raya. Dalam hati kalian tanpa disadari pasti menginginkan itu. Renungkan ! Viva Historia !





Komentar